Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Agustusku

Agustusku, mana Agustusku? Lenyap seperti kertas yang dibakar dan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada pensil kayu. Hallo kamu? Oh aku lupa. Sudah lama tidak ada kata ganti milik di kamus kehidupanku. Beku. Seperti badai yang tersiku sampai di hulu. Lalu hanya tersisa uap-uap kertas yang aroma apinya masih mampu kucium dengan benar. Sejauh aku tidak menderita gagal penciuman kronis. Kertas yang dulu menggali banyak air mata dan pelukan hangat. Sekarang berubah menjadi sepi yang menjadikan bulu kuduk manusia normal berdiri. Mungkin, selama ini aku kurang normal. Atau konsep normalku jauh lebih tinggi dibandingkan manusia sejawatku? Entahlah. Karena hingga pusaran detik ini, aku belum mencium aroma senja. Sejak kertas itu kubakar dan melukai mataku. Agustusku, sedikit bercampur dengan bau keringat kakek penjual mainan dan juga bunga sedap malam di teras belakang. Menimbulkan kombinasi sensoris kelas tinggi. Ada rasa yang ingin kugali dan kusematkan pada penghujung hari ...