13 Oktober 2014 This is life, nak. Aku terus mengingat kata-kata itu. Masih terngiang dengan jelas. Saat itu aku hanya gadis beusia 18 tahun yang menginginkan status pendidikan lebih baik. Paling tidak, bisa mengais ilmu di instansi pendidikan tinggi untuk meraih satu gelar sebagai kado ulang tahun ayah saja sudah cukup bagiku. Untuk anak seusiaku, aku memiliki idealisme yang relatif besar. Atau bisa jadi sangat besar. Entah apa yang melatar belakangi semua itu. Hatiku memang terlihat kuat dan tangguh. Tetapi, mereka tidak tahu bahwa jauh di dalamnya telah luluh. Aku tahu sekarang alasan dibalik semua kekerasan di kemasan luar itu, karena di dalamnya ada sesuatu yang rusak atau yang telah kehilangan fungsi sehingga satu-satunya cara untuk membuatnya “aman” adalah dengan bepura-pura. Mungkin aku yang terlalu berlagak sok pahlawan. Ingin merangkul semua orang, tetapi bisa apa jika aku sendiri tidak memiliki tangan untuk melakukannya? Bukankah aku bisa melakukannya jika aku ...
a blog by Della Rosalita