Langsung ke konten utama

MIRROR MIRROR ON THE WALL

“the longest way of your journey is the way you looking up upon yourself…..”

Aku terbangun di tengah hentakkan langkah kaki yang memekakkan telinga. Terhuyung diantara ratusan sistem saraf yang belum terpaut sempurna. Lalu terbayang diriku sedang terlena di depan cermin berukuran raksasa, cermin yang bahkan bisa aku masuki bersama dengan kawananku. Cermin yang ukurannya hingga membuatku harus mendongak tinggi. Sayangnya aku tidak terlalu tinggi untuk mencapai ujungnya. Cermin itu sedang menatapku dengan sinis, cermin itu sedang memalingkan pandangannya kepada sesuatu yang mungkin lebih menarik daripada bayanganku sendiri.

Bayangan diriku yang kian kurus, kulitku yang kian menghitam karena digerogoti kenyataan yang kejam. Rambutku yang kian merapuh karena tidak pernah mengenal kelembutan.  Cermin itu hanya menatap sesekali, hanya memastikan aku masih ada disini. Berdiri dengan kedua kakiku yang kian gemetar. Berdiri dengan sisa-sisa ketegaran yang aku sesap sendiri dari pembuluh darahku. Karena sampai saat ini aku tidak paham apa makna ketegaran. Aku bahkan tidak mengetahui ada hal semacam itu di dunia ini. Dunia yang aku naungi dengan palsu. Dunia tempat menitipkan sebagian asaku yang kemudian  dibawa kabur dan dicabik oleh burung Elang. Cermin itu tahu akan berakhir seperti apa diriku, tetapi sekalipun ia tidak pernah berbicara dan mendengar. Karena cermin itu hanyalah benda mati yang kubawa lari. Tidak pernah sekalipun mendengarkan ratapan hati di penghujung keputusasaanku. Tidak pernah sekalipun mendengarkan riuh tawa di tengah rangkaian bintang yang bergema senja hingga mempesona diriku di pelupuk matanya.

Lalu aku menari sendiri, berdansa dengan diriku yang lain masih di tempat yang sama. Masih ditemani cermin yang sama, hanya saja kali ini dengan tatapan yang berbeda. Aku mengerti jenis tatapan itu. Hanya imajiku yang bisa menggambarkan cermin itu dengan sangat baik. Aku masih berdansa di bawah temaran sinar rembulan karena tempatku sangat gelap, hingga sinar rembulan dapat menyusupinya dengan bebas.


Rosalie.

Komentar