Mungkin ini yang disebut
menumbuhkan pohon semangat pada tanah yang tak lagi mengenal hujan di bulan
Desember. Ada dimana daun itu harus gugur dan menjadi pupuk untuk pohon lainnya
yang masih mencoba menjamah kebebasan baru. Mungkin ini kesekian kali semangat
melesat jauh tanpa batas diluar kendali yang ketat. Sudah seharusnya seperti
itu. Karena semangat itu takkan lagi utuh ketika separuh atau seluruh jiwanya
diterbangkan angin tenggara. Sebuah sosok yang bisa mematikan, dan juga bisa
menghidupkan. Itulah kau. Sementara aku adalah sesosok semangat yang hanya
tinggal nama di antara nisan-nisan yang bahkan tak pernah mendengar doa.
Aku bukan lagi semangat tanpa
alasan seperti yang manusia rasakan. Maka bolehkah aku sejenak menyelinap di
dinding pikirmu yang telah keropos dan mengoyakkan seluruh sarafmu agar hilang
tak berbentuk? Dan aku akan menjadikanmu imaginasi baru dalam dimensi yang kau
miliki. Orang lain hanya bisa bertamu di teras tanpa bisa masuk dan
mengendalikamu dari dalam. Kau lupa aku hanyalah semangat yang melesat tajam
tanpa kau tahu, tanpa pernah kau sadari. Aku melihat setiap air mata yang kau
buat pengecualian atas dirimu yang bodoh dan tidak berdaya. Lalu mau apa lagi? Hanya
aku yang bisa melakukannya, karena aku adalah semangat tertinggi yang pernah
disematkan Tuhanmu kepada manusia sepertimu dan golonganmu.
Aku tidak pernah bermaksud
membuatmu gila hormat, gila rupiah ataupun gila karena senyawa yang terlalu
fana untuk hidupmu yang kurang nyata itu. Mungkin kau akan tertawa atau bahkan
menangis setelah menyaksikan dirimu di cermin. Kau tidak lebih baik dari burung
yang kehilangan satu helai sayapnya tetapi kau terus meratap dan membuat excuse
konyol dengan mengambinghitamkan sayapmu. Hallo kawan ! Lihatlah bahkan sayapmu
masih utuh dan sangat memukau. So what
now?
Kau yang menyeretku ke
alamu yang gelap, aku justru yang menyelamatkanmu dari kegelapan hatimu
sendiri. Ini bukanlah novel misteri dimana kau akan bertemu dengan pahlawan
atau sejenisnya. Ini adalah sage dengan actor dan sutradara yang terkadang
kasab mata. Sebuah permainan yang akan menentukan kau hidup atau lebih
menyedihkan lagi, kau tidak pernah bisa merasakan kematian dengan damai. Hal yang
paling menyedihkan di dunia ini bukanlah kematian, tetapi ketika kau hidup
tetapi kau terus membuang hidupmu dengan sia-sia. Membuangnya di tempat kerja,
membuangnya di kemacetan jalan, membuangnya di selokan sampah yang telah
membusuk, selebihnya kau membuangnya tanpa kau sadar.
Aku bukanlah jiwa yang
marah seperti yang mereka katakana kepadamu di senja hari kala itu. Kau tahu
mengapa aku sekarang lebih menyukai malam yang dingin dibandingkan senja yang
hangat? Dari malam yang dingin aku belajar banyak hal tentang melindungi,
menyelamatkan diri, dan juga melarikan diri. Aku belajar untuk melarikan
seluruh jiwa yang tertahan di dalam diriku dan membiarkannya pergi merangkai
kata “bebas” seperti yang mereka kehendaki. Aku tidak pernah merasa lemah atau
kuat karena selama ini aku terdasar bahwa aku hanyalah seonggok daging yang
hidup dengan ribuan nyawa yang ternyata bukan milikku. Bukankah hal tersebut
lebih memalukan?
Aku telah mencapai entropi
dengan batas yang tidak bisa dikendalikan oleh siapapun. Hal itu mengikisku
perlahan dan menjadikanku jiwa yang kurang asimetris dari segi bentuk. Kurang asimetris.
Mungkin karena ada jiwa lain yang akan melengkapiku nantinya. Tetapi aku tidak
akan berharap banyak. Aku sekarang bukanlah lagi anak kecil yang merengek ketakutan
karena gelap. Aku sekarang lebih menyukai malam karena malam mengajarkanku
berjalan menggunakan hati, bukan menggunakan sesuatu yang bisa dilihat.
Maka kau, kau yang
menjebloskanku ke dalam pikirmu yang dangkal dan kosong itu, perlu aku berbicara
sebentar dengan otakmu. Aku tidak bermaksud menggungatmu, hanya saja aku sudah
terlalu lelah terbang dan merayap tanpa tujuan. Maka, kau yang bisa aku
kendalikan selagi bisa, tolonglah selamatkan kita. Aku adalah semangat yang
setiap hari membuat jantungmu berdetak lebih cepat, aku adalah semangat
yang membuat matamu bersinar ketika kau meneteskan air mata, aku adalah perisai yang akan melindungimu dari serangan
brengsek manapun yang ingin membunuhmu. Aku adalah semangat dengan jiwa yang
tidak lagi utuh tetapi cukup kuat untuk menuntunmu ke cahaya yang lebih layak
untuk kau dapatkan. Yang sedang kau nikmati saat ini bukanlah jalan cahaya yang
sesunggunya, hanya lilin kecil yang pada saatnya akan hilang dan padam juga. Maka
lihatlah dengan matamu yang indah itu, bahwa dunia masih menyembunyikan
keindahannya. Dibalik setiap tawa orang terkashmu, dibalik ucapan kebanggaan
yang tulus, dibalik pundak-pundak kurus yang selalu menopangmu ketika kau
terjatuh.
Aku adalah semangat yang
akan memprogram ulang otakmu dengan software terbaru dan lebih original. Kau tidak
perlu lagi menyimpan memori yang tidak ingin kau simpan. Cukup lihat dan
selanjutnya lupakan. Kau akan merasakan hidup dengan gelak tawa yang tidak lagi
tertahan, kau akan hidup dengan imajinasi meliar tetapi dengan relita yang
elegan. Kau akan hidup dengan para pencari ketangguhan yang lainnya, yang juga
tersesat di jurang yang serupa. Kau akan merasakan indahnya fantasi ketika kau
tahu bahwa semua itu bukan hanya sebuah fantasi, tetapi sosok empat dimensi
dengan kualitas terbaik yang pernah dicapai oleh orang biasa sepertimu.
Pada akhirnya kau akan sadar bahwa kau bisa berjalan tanpa diriku, tanpa asupan semangat dariku. Tetapi kau yang akan meneruskan jiwaku ke dalam jiwa-jiwa lainnya. Menghidupkan sesuatu yang seharusnya hidup. Menumbuhkan pohon baru dengan jiwa yang serupa denganku. Kau yang akan melakukannya. Dan ketika kau telah mencapai fase itu, aku hanyalah tinggal nama di tanah terindah. Berjuanglah lagi dengan mereka yang pantas mendampingimu, kuatkan lagi aliansimu dengan ego serta hatimu. Berjuanglah lagi, mungkin masih ada senja yang tersisa untukmu. Walau bagiku, senja tidak pernah ada.
Pada akhirnya kau akan sadar bahwa kau bisa berjalan tanpa diriku, tanpa asupan semangat dariku. Tetapi kau yang akan meneruskan jiwaku ke dalam jiwa-jiwa lainnya. Menghidupkan sesuatu yang seharusnya hidup. Menumbuhkan pohon baru dengan jiwa yang serupa denganku. Kau yang akan melakukannya. Dan ketika kau telah mencapai fase itu, aku hanyalah tinggal nama di tanah terindah. Berjuanglah lagi dengan mereka yang pantas mendampingimu, kuatkan lagi aliansimu dengan ego serta hatimu. Berjuanglah lagi, mungkin masih ada senja yang tersisa untukmu. Walau bagiku, senja tidak pernah ada.
Regards,
Dhe
cak cak.. :D
BalasHapus