Langsung ke konten utama

penjemput pagi

Malam, hai apa kabar kamu? Senjamu menyenangkankah? Seperti yang aku katakan di belahan bumi yang lain bahwa malam akan menggantikan senja bahkan dengan ritme cahaya yang lebih indah.
Malam, terimakasih telah meminjamkan sebagian mendungmu untuk kujadikan pelindung di kala aku tak mampu terlelap. Kopi lagi. Tetapi dengan aroma dan asap rokok yang berbeda. Oiya dengan kawan yang berbeda pula.
Malam, jangan biarkan pagi membangunkanku lebih awal. Karena aku yakin aku sedang tidak terpejam. Mimpi? Oh tidak, bahkan lebih indah dari itu. Ilusi? Bisa jadi.
Malam, aku menyimpan rasa ingin lelap dalam bincang hangat bersama manusia yang baru. Perkenalkan. Dia pagi, yang akan menghapus kegetiran malam dan menyulam mimpi buruk menjadi kenangan yang sedikit lebih manusiawi untuk dikenang. Dikenang? Oh Tuhan bahkan ini terlalu dini untuk bisa disebut sebagai kenangan.
Malam, aku menunggu pagi bersama fajar yang bahkan tidak kukenal. Maafkan kebodohanku. Tetapi, sepertinya aku menikmati kebodohanku ini.

Malam, aku ingin menjadi bagian dari gelapmu lebih lama lagi. Karena aku bukan penjemput pagi dan aku sedang tidak bermaksud untuk terlena.

Regards,
Dhe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IT'S STILL ABOUT PERSPECTIVE

"Dunia tidak kekurangan orang yang baik, dunia hanya kekurangan orang yang mau menghargai pilihan orang lain. Itu saja." Masih di gedung yang sama, masih bersama orang yang sama dengan kondisi yang masih sama, bedanya hari ini kita lebih 'segar' dalam memandang kehidupan. Bersama Jane. Aku pikir pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang saling menguatkan, menginspirasi dengan jalan hidup masing-masing yang sudah hampir lima tahun lamanya tidak pernah terkait. Aku pikir kehidupannya akan sedikit lebih mudah, akan sedikit lebih ceria dan lebih mengesankan dari sebelumnya. Tetapi ekspektasiku tampaknya terlalu berlebihan untuknya. Tidak ada cokelat panas atau kopi susu hari ini. Hanya air putih dalam balutan gelas wine bening yang menawan. Yah, selera hotel ini masih tetap saja sama, meskipun beberapa orang telah berubah. Mode berubah, kebiasaan berubah, pemikiran orang-orang juga berubah, hampir setiap elemen kehidupan yang aku temui selalu ada revisi. Entah itu pembaha...

Tudo Passa - Everything Passes

Aku ingin mengakhirinya. Sekarang juga. Sepertinya aku masih saja sama. Tidak berubah. Aku masih seperti yang dulu. Yang sempat kau patahkan lantas kau tinggalkan di tengah jalan yang gelap. Aku masih sama. Tidak ada klise kuat yang akan menjelaskan metamorfosaku. Pada akhirnya, aku juga akan terjerembab pada kenyataan pahit bahwa aku masih benar-benar serupa meski sudah satu tahun berlalu. Yah, sudah satu tahun berlalu sejak semua itu menjadi batu dan membeku. Entah siapa yang menyihirnya. Yang aku tahu, aku tidak lagi bisa mencairkannya. Sudah terlanjur membatu bersama sejuta angan dan perasaan yang lebur di dalamnya. Dan sejak saat itu, aku berhenti mencari. Everything Is Over Karena tidak selamanya yang kau cari akan segera datang di depan matamu. Terkadang, kau tidak perlu mencari. Kau hanya perlu menjaga apa yang telah Tuhan beri. Di satu sisi, kau juga harus rajin mencari, untuk melengkapi apa yang Tuhan tidak beri. Adilkah itu? Mungkin. Siapa tahu? Tuhan m...

Feel

Mungkin hanya sekelebat berlalu sambil membawa sejumput senyum yang tertahan-tahan sudah bisa dijadikan bukti bahwa aku benar-benar telah berputar dua puluh kali. Atau mungkin, ini yang disebut pasca drunk-up dimana kau tidak akan pernah bisa membedakan antara jerawatmu dengan biji kacang atau kau tidak dapat membedakan jalan dan selokan. Karena kau mungkin saja sedang terbang. Ragamu boleh menancap indah di bumi, tetapi jiwamu jauh melesat bagai roket berkecepatan tinggi. Tuhan, ah benarkah aku memiliki rasa itu? Rasa apa ini lebih tepatnya? Bukan rasa vanilla atau aroma Cabernet Sauvignon kesukaanku. Hanya saja, aku merasa aman. Regards, Della Rosalita