Hai, sudah berkali-kali aku menemukanmu dalam kabar bisu. Bisu yang hanya aku yang mampu mendengarnya. Sudah selama inikah kita saling melempar senyum masam dan tidak lagi berjabat hati? Oh aku tahu, mungkin ada bagian hati lain yang telah mengoyak hingga mengeluarkan seluruh bagianku di hatimu. Benarkah? Entahlah, aku hanya tidak begitu percaya manusia akhir-akhir ini.
Kau tahu? Semenjak kau pergi dalam sumur yang ku gali sendiri waktu itu, aku sering termenung dan memandang dalam-dalam sumur itu. Berharap kau muncul dengan bentuk lain yang lebih menyenangkan untuk hatiku. Tetapi, kita bahkan berada pada dimensi yang tidak sama, tidak pernah merasa satu gelombang atau bahkan satu frekuensi.
Hai kau? Sudah berapa kali kau melalui tanggal 30 bersama Muse-mu yang baru. Bahkan sehari pun aku tidak pernah berhenti memikirkanmu.
Memikirkan betapa kejamnya dunia yang menyeret kita hingga hari ini aku bahkan tidak bisa melihatmu. Kau beranggapan aku yang menyakitimu, sedangkan aku yang menyangka kau yang melakukannya kepadaku. Dunia yang kita pijak tidaklah pernah senada memang. Tidak pernah sesuai dengan apa yang kita dengar dan rasakan.
Dan kini, aku menjelma menjadi aku yang tidak biasa. Harusnya kau bisa melihatnya di setiap sinar mataku yang menyala penuh arti ketika aku melihatmu. Ketika aku bahkan berharap tidak pernah bertemu denganmu kembali. Aku kembali memikirkan konsep yang kau berikan padaku ketika kau masih menemaniku berkendara. Tentang percaya dan cinta. Aku bahkan tidak memiliki keduanya untuk saat ini.
Kau terlalu naif hidup bersama orang yang menganggap dirinya terlalu kuat. Tetapi, pada kenyataannya kekuatan itu luntur ketika kau hilang. Hilang seperti orang bodoh yang meninggalkan arena permainan begitu saja.
Aku ingin sekali lagi bertemu denganmu. Untuk mengembalikan jiwamu yang masih aku simpan dan mengambil kembali jiwaku yang masih melekat di ragamu. Aku bahkan bisa mencium aromamu dari sini. Kau tau betapa aku nyaris putus asa dan melemparkan diriku ke tebing? Tetapi, ada satu alasan yang membuatku tetap hidup hingga saat ini.
Jiwaku, yang tertinggal di dalam dirimu.
Aku akan mengambilnya dan tak akan kubiarkan siapapun mengambilnya.
Jiwaku, yang tersegel sejak taggal 30.
Komentar
Posting Komentar