Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Afternoon Story

Masih tentang wajah pria menyenangkan itu… Yah, masih bercerita seputar ayah. Susah sebenarnya kalau ngobrolin yang satu ini. But, somehow, we need to tell him that we’re lucky enough for having him.  Well, I would be the first one who will standing in front of my Dad if someone do something not good with him. I would be his hero. And he don’t have to be my hero.  Itu kata pamungkas yang akhirnya mengembalikan aku ke fase semula. Fase yang semestinya. As a daughter. As a single fighter. Single, eh? Yap, because I’m still standing alone by my self.  Ada beberapa hal yang kadang membuat aku berpikir tentang, benarkah ayahku benar-benar menyayangiku? Sudah pasti iya jawabannya. Nah, lantas mengapa aku sulit sekali menyentuh hatinya, bahkan hanya untuk bercerita tentang ikan peliharaanku yang mati, teman kuliahku yang kece abis, atau hujan yang secara tidak senonoh membasahkan jemuran yang lupa kuangkat. Hanya sesederhana itu, tetapi aku tidak pernah bisa...

My Dad My Hero

Dad, I owe your life. I almost lost all of my words to describe how much I love you. How much I adore you. How much I really wanna hug you and acting like a child.  Dad, where’s the sense in that? When I know that you used to be my hero. But I never had a guardian angel who I always wish is you.  Aku memiliki ritual harian. Entah sejak kapan aku sering menangis setelah menutup telfon dari ayahku. Harusnya aku bahagia, bukan? Setidaknya masih ada satu pria yang masih peduli kepadaku. Iyah, harusnya aku bahagia. Ada hal yang ingin aku lakukan. Aku ingin bercerita. Aku ingin melakukan apa yang selama ini tidak bisa aku lakukan terhadapnya. Aku sangat mencintai ayahku walaupun mungkin ayahku bukan ayah yang sempurna. Ayahku tidak pernah sekalipun memberikan nasihat untukku. Kehidupanku hambar. Memiliki tapi berasa tidak memiliki. Tuhan memberikanku pelajaran hidup secara langsung sehingga aku tidak harus memperolehnya dari ayahku . Setiap hari aku menghibur diriku...

Tudo Passa - Everything Passes

Aku ingin mengakhirinya. Sekarang juga. Sepertinya aku masih saja sama. Tidak berubah. Aku masih seperti yang dulu. Yang sempat kau patahkan lantas kau tinggalkan di tengah jalan yang gelap. Aku masih sama. Tidak ada klise kuat yang akan menjelaskan metamorfosaku. Pada akhirnya, aku juga akan terjerembab pada kenyataan pahit bahwa aku masih benar-benar serupa meski sudah satu tahun berlalu. Yah, sudah satu tahun berlalu sejak semua itu menjadi batu dan membeku. Entah siapa yang menyihirnya. Yang aku tahu, aku tidak lagi bisa mencairkannya. Sudah terlanjur membatu bersama sejuta angan dan perasaan yang lebur di dalamnya. Dan sejak saat itu, aku berhenti mencari. Everything Is Over Karena tidak selamanya yang kau cari akan segera datang di depan matamu. Terkadang, kau tidak perlu mencari. Kau hanya perlu menjaga apa yang telah Tuhan beri. Di satu sisi, kau juga harus rajin mencari, untuk melengkapi apa yang Tuhan tidak beri. Adilkah itu? Mungkin. Siapa tahu? Tuhan m...