Hai, bagaimana harimu?
Hujanmu menyenangkan?
Aku masih berbalut jaket tebal pemberianmu.
Hangat juga.
Aku tidak pernah menemukan ide baru untuk membunuh
yang satu ini.
Sepi.
Iya, rasa sendiri dan tidak tahu diri.
Kamu bilang kan dulu akan kembali?
Katamu kita akan bertading sampai kalah.
Sampai semangat kita berlumur darah.
Aku menengok jam tangan Swiss di pergelangan
tanganku, waktu semakin memburu.
Tetapi, aku tak kunjung menemukan aromamu.
This Game Is Mine |
Aku bersimbah janjiku sendiri di sini.
Untuk menemuimu di lorong rahasia kita.
Kau bilang kita akan bermain lagi hingga senja
memeluk senja berikutnya.
Lantas aku segera meneduhkan punggungku di gubuk
renta.
Untuk berlindung dari hujan hari ini.
Aroma tanah yang bercumbu dengan aroma tubuhmu.
Aku rasa aku ingat betul aroma itu.
Kota kita masih sama kan?
Atau bahkan kau sedang di sini menungguiku.
Hanya saja dimensi kita yang berbeda.
Lantas, bagaimana aku bisa menuntaskan permainan
ini?
Jika untuk melihatmu saja aku tidak bisa.
Kau bilang kali ini kau akan menang telak
melawanku.
Kemarikan tubuhmu biar aku endus bersama angin sore.
Hai?
Kalau kau tidak menjawab.
Maka, aku lah yang menang.
Karena kau bahkan sebenarnya sudah aku kalahkan
telak.
Ketika tanganmu membelai lembut rambutku dulu.
dhe.
Komentar
Posting Komentar