Langsung ke konten utama

About This Morning



14th October, 2015

Life only stop dealing with us when we stop breathing. Lift up and never quit!!

Today was a holiday. They said holiday in punctuation. I woke up like me as well and got shower and then I started to confuse. My question be like “What the hell I’m gonna doing today?” I don’t even have any rupiahs, no fuel for my vehicle and also there was no food left on fridge. Damn.

What about me and my dad? Yap, never ending story. Last night he called me up and starting to discuss something. Ehm.. I don’t know how my feel right now but it seems get better since I bravely talked to him about what really annoy me during this time. About his act and his manner. About his anger and his carelessness and that was the day when I fell down my tears. I mean we talked through phonecell.

Guess what? He came to me this morning.

He called me up and said : Just meet me in food corner near your boarding house. I’m gonna catch you here, kid.

I said : What? Where are you? Near my boarding house? Oh, okay I’ll be there soon.

15 minutes later. At the food corner.

Me : What the hell are you doing here, Dad? You’re not even good enough to driving alone here.

Dad : Just sit down and order some foods. You must be very hungry, kid.

Me : Oh gosh.

And maybe that was the best part of this coldness. Our coldness. I mean when suddenly my Dad took me by surprise and made me though that he still cared at me anyway. Even though in a little bit.  
And He Coming Anyway

And, maybe this is works. All we need is good communication and a little bit understanding. Yah, the most expensive thing in the world currently is understanding. Then I came to my boarding house and took a rest for a while. There was a point when I got sad about him. Why these things happen to us, Dad? And would it be get better in time? It’s been 7 years we live like we’re stranger and even when we were together home.

30 minutes after forward he said that he would going home. And, he left some money for me. Not so much, but it’s enough for me.

Dad : Just be good, kid. I’m leaving.

Me  : I will. But, next time don’t do this again, Dad. You should not driving alone.  

You know guys, during this week I felt like I’m gonna dying day by day. But, that’s life anyway. In fact, I’m not dying. I should take my part of soul together anymore. Make it perfect puzzle so that I could really see what actually God mean to me.  

Regards,
Rosalie.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku ingin pulang......

Pulang. Aku ingin pulang dan menghambur pelukan yang hangat pada siapapun yang kusebut “dia”. Aku ingin pulang dan meletakkan semua kesedihan pada karung kumal untuk kusembunyikan di gudang penyimpanan. Biar tikus dan kecoa menghancurkannya perlahan. Perlahan hingga tanpa sisa, tanpa bekas sedikitpun. Aku lupa arah yang membawaku ke jalan dimana aku kecil adalah Putri Kecil. Aku mungkin akan pulang membawa luka yang lebih parah dari sebelumnya. Tapi aku tidak akan terlihat begitu menyedihkan. Hanya saja aku akan datang dengan kemasan yang berbeda. Menyembunyikan sedikit memar yang tampak. Menyuguhkan senyum manja. Seperti yang sudah-sudah, aku akan mengangkat tinggi-tinggi kepalaku dan tidak akan menunduk lagi.    Pulang. Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan roti buatan bunda atau cerita pendek ayah sepulang kerja. Sudah lama hingga aku sadar selama ini aku hanya ditemani nyamuk-nyamuk yang putus harapan. Atau kotak-kotak indah yang dalamnya ternyata hanyalah s...

Now...

Karena hidup adalah sekarang. Bukan kemarin, bukan besok. Dan aku butuh waktu lama untuk menyadarinya. Secuil aku secara tidak sadar mulai hidup kembali dengan kemasan yang baru. Dengan raga yang baru. Dengan ketangguhan yang setiap hari kuamini di setiap doa atas nama orang-orang terkasih. Seperti itulah proses kehidupan, dari sebuah titik hingga menjadi kalimat. Dari sebuah aku sampai menjadi kita. Seperti itulah cara Tuhan menjaga keseimbangan semesta raya dengan rumus empirisnya.  Hidup akan mengikis siapapun yang memilih diam. Yang memilih   menggali lubangnya sendiri. Karena untuk mendaki ketangguhan dibutuhkan sedikit rasa berani. Hanya sedikit, agar manusia tidak menjadi begitu sombong. Hanya sedikit, karena Tuhan menciptakan semuanya sudah pada proporsinya. Tidak kurang. Tidak lebih. Maka, seperti itulah bahagia. Tidak pernah lebih, tidak pernah kurang. Lalu tentang hati, ada password yang harus mereka pecahkan untuk menjajahi hatiku, juga hatimu. Jangan ...

Rindu

Ada rindu yang hanya tanggal secarik tulisan usang. Yang menatapku lekat-lekat di kamar 4x4 dengan harap yang tak lagi hidup. Sudah lama mati. Rindu itu menjelma malam yang dingin yang pasrah dijajah pagi, menjelma awan hitam yang kelihatannya kuat tetapi ketika disentuh hanyalah gantungan asap yang rapuh. Rindu itu semrawut, tidak tertata dengan indah seperti buku cokelat yang kuhadiahkan sebagai kado ulangtahun pada seseorang.  Rindu itu kacau. Semakin kau tahan, semakin manja dan tak tahu diri. Mungkin, di antara aku dan kamu, ada pesan yang belum tersampai. Ada naskah yang belum sempat diketik ulang, ada banyak proposal yang belum sempat ditantangani, dan ada ribuan kata yang belum sempat dideklarasikan. Lalu, jika pagi datang dengan senyumnya, aku mengingat segala ucapan semangat dan selamat pagi yang dulu sering membanjiri kotak masuk phonecellku hingga penuh sesak. Tapi seiring dewasanya pagi, semuanya sepi. Hening. Alam seakan tidak mau berisik karena tak...