I’m not afraid of death. I’m afraid of being despair on my life.
Aku
terkejut. Aku takut. Aku hanya bisa diam. Menyudut di pojok ruangan. Dingin dan
tanpa teman. Aku menggigil dengan vibrasi yang luar biasa. Aku mengamini setiap
doaku sendiri. Agar aku bisa melihat senja lebih lama, menikmati embun pagi,
dan menaikki merry go round. Setidaknya itulah yang ingin aku lakukan sebelum
akhirnya aku benar-benar hilang.
Aku
tidak memiliki teman special, aku cukup bersyukur. Setidaknya aku tidak perlu
memberikan aba-aba tentang perpisahan atau apalah yang membuatnya meneteskan
air mata. Ada beberapa sahabat lawas yang bisa diatur ritmenya agar mereka
tidak terlalu melow.
I Was In Pain |
Hari
ini, aku takut. Luar biasa takut. I need some hugs to back me up. Tetapi aku
yakin, Tuhan pasti bersamaku dalam hal ini.
Tuhan,
tidak pernah membuatku menderita. Ia hanya menunjukkan warna kehidupan yang
sesungguhnya. Agar aku tidak mudah tertipu.
Dan
untuk pertama kalinya aku mengeluhkan sakit. Sakit dalam arti harfiah. Rasa sakit yang akhirnya aku deklarasikan sembari menggingit bibir, menahan. Aku tahu,
untuk sekedar bertahan, ada banyak ‘rasa sakit’ yang nantinya harus aku akrabi
terlebih dahulu.
Aku
tidak berkata aku menyerah. Tidak. Tuhan yang Maha Memberi Hidup. Aku percaya
itu.
Aku
hanya realistis dengan peluang.
God,
this day I will say : The rest is up to You.
dhe.
dhe.
Komentar
Posting Komentar