The best way to angry is through
writing. And I’ve been writing all the time. Yap, during this time. From now on
and after forward, I’ll not only write. I’ll sing. Sing it aloud.
Aku
masih terpaku memandang keramaian jalan raya di kotaku melalui balkon apartemen
nomor 345 itu. Masih di kota yang dingin. Kota yang beberapa hari ini tidak
berhenti menawarkan guyuran hujan segar. Seperti biasa ketika waktu menunjukkan
pukul 06.00 WIB, aku sudah siap dengan setumpuk draft pekerjaanku yang harus
aku selesaikan hari itu juga. Tidak lupa juga ritual rutin, secangkir hot green
tea. Sedikit mengobat pegal-pegal dan meningkatkan rileksku. Sedikit meredam
efek buruk insomniaku tentunya.
Aku
suka spot yang menghadap ke jalan raya itu. Entah, jalan raya selalu memiliki
daya tarik tersendiri bagiku. Walaupun tidak jarang aku mengumpat hebat ketika
harus terjebak macet di ramainya jalur dua arah itu. Tetapi aku tetap
menyukainya. Jalan yang sering kujadikan pelarian. Jalan yang sering kujadikan
sasaran amarahku bersama sedan hitam kesayanganku. Yap, aku sering menggila di
jalan raya jika sedang murka, lol.
Bulan
ini aku mengerjakan proyek bersama teman lamaku. Seperti biasa, aku menjadi
co-writer sekaligus editor dari ide pikiranya yang picik berat itu. Dan jujur
saja, baru kali pertama ini aku merasakan sedikit kesulitan dalam menjalankan
pekerjaanku. Bukan karena mood-ku yang akhir-akhir ini sering naik turun. Bukan
karena teman lamaku yang sulit untuk diajak bekerja sama. Nope. Sama sekali bukan. Tetapi lebih karena tema tulisan kali ini
adalah tentang sesuatu yang sama sekali tidak aku pahami.
Tentang
sesuatu yang disebut kelainan. Lebih cenderung ke penyimpangan moral. Sebut saja
bisex.
Aku
hanya menelan ludah sembari melotot kaget ke arah temanku ketika pertama kali
pria itu berkata ingin membuat tulisan bertema bisex. Jujur saja itu bukan
bidangku. But, I’ll try my best, tuturku
sambil tersenyum kecut.
Sudut
pandang yang aku gunakan adalah orang pertama pelaku utama. Perfect, doesn’t it?
It must be a new challenge for me.
And, my job as a private teacher is
still on going by the way. Of course bukan
Della namanya jika tidak melakukan “kesibukan” baru. Yap, I’ll finally find my way back to my self through singing. Sometimes,
singing and writing heal everything. Indeed.
And my favourite song could be
jeeeeeengjeeeeeng Honeymoon Avenue by Ariana Grande. That song very damn good
and as always to remind me about my own story lol.
Find Your Inspiration Today |
It’s proven that song makes me so
much better. Sebelumnya bahkan
aku sempat ingin meneguk valium yang sudah lama aku tinggalkan. Yap, akhirnya
aku benar-benar bisa berpisah secara official dengan antidepressant itu dan menggantikannya dengan terapi musik. Huraaaaay.
Ada
juga beberapa kegiiatan kecil yang akhir-akhir ini secara tidak aku sadari sering
aku lakukan dan hal tersebut membuat perasaanku berubah menjadi lebih baik. Bahkan
lebih baik dari terapi macam manapun. That’s
mencari kado untuk seseorang terkasih. Kebetulan beberapa teman penting dalam
hidupku merayakan hari besar mereka secara hampir bersamaan di bulan Mei ini. And that moment could be epic for me because
I’ll hunt a funny stuff for them.
Ada
beberapa cara untuk menyembuhkan luka.
Pertama,
biarkan dia ada. Terkadang luka membutuhkan sedikit pengakuan dari sang empunya.
Jangan menolak, semakin menolak luka itu akan semakin membuktikan bahwa dia
ada.
Kedua,
lakukan hal-hal yang membuatmu sibuk dan disertai sedikit tantangan tentunya. Seperti
yang aklu lakukan antara aku, temanku, dan draft bisex itu. Konyol, tetapi
terkadang menyenangkan.
Ketiga,
menyanyilah. Menyanyi akan sedikit demi sedikit melepaskan beban dan juga
berbagai kecamuk dalam hati yang selama ini hanya bisa dipendam. Lyric tells everything so much better than a
words.
Keempat,
berbagilah. Berbagi adalah cara terbaik untuk menyentbuhkan luka. Berikan surprise,
datang dan ucapkan hal-hal yang baik kepada orang terkasih.
Kelima,
just keep going and never give up on you.
Because the most posibble person who never let you down is just yourself.
Have a great tea-time of coffee-time,
everyone. And never forget to be happy and grateful.
Best Regards,
Della Rosa
Komentar
Posting Komentar