Langsung ke konten utama

Now...



Karena hidup adalah sekarang. Bukan kemarin, bukan besok. Dan aku butuh waktu lama untuk menyadarinya. Secuil aku secara tidak sadar mulai hidup kembali dengan kemasan yang baru. Dengan raga yang baru. Dengan ketangguhan yang setiap hari kuamini di setiap doa atas nama orang-orang terkasih. Seperti itulah proses kehidupan, dari sebuah titik hingga menjadi kalimat. Dari sebuah aku sampai menjadi kita. Seperti itulah cara Tuhan menjaga keseimbangan semesta raya dengan rumus empirisnya. 

Hidup akan mengikis siapapun yang memilih diam. Yang memilih  menggali lubangnya sendiri. Karena untuk mendaki ketangguhan dibutuhkan sedikit rasa berani. Hanya sedikit, agar manusia tidak menjadi begitu sombong. Hanya sedikit, karena Tuhan menciptakan semuanya sudah pada proporsinya. Tidak kurang. Tidak lebih. Maka, seperti itulah bahagia. Tidak pernah lebih, tidak pernah kurang.

Lalu tentang hati, ada password yang harus mereka pecahkan untuk menjajahi hatiku, juga hatimu. Jangan biarkan orang lain memilikinya, tidak terkecuali aku. Karena orang yang tepat akan tiba pada saatnya. Pada perbatasan antara mill terakhirku bersama senja. Di kaki langit terjauh. Mungkin di belahan bumi lain. Mungkin pula disini. Namun pada detik lain dimana jarum jam itu berjalan dengan cepat lagi. Karena kita melaluinya bersama orang terkasih.
Lalu, dengan suara gembira dan penuh rindu, kita saling menatap, saling mengutarakan hati dan mencocokkan kompas yang selama ini berputar berlawanan. Saling mengamini doa masing-masing. Begitulah cara Tuhan mengatur kehidupan, cara Tuhan menggantikan luka yang kering. Karena kau yakin, bahwa setiap tetes air mata pun tidak ada yang mubazir.

Sampai kau berani menoleh, meski hanya sedikit. Bahwa kau sangat menginginkan untuk tinggal dan menetap di bundaran hatimu sendiri. Menjaganya agar orang lain tak sempat mengoyak. Tetapi kau lupa bahwa realitas ini bergerak, hidup akan menindas siapapun yang memilih stagnan. Dan hidupmu adalah sekarang. Seperti yang kesekian kalinya. Hidup selalu mendahuluimu satu titik di depan. One step faster then you are.
 
Maka kau kembali dengan kendali hidupmu, dengan ruang music yang kau hidupkan sendiri, dengan kecelakaan yang selalu kau alami, dengan tawa renyah akan kabar gembira. Karena semuanya berjalan beriringan, tidak ada yang menggiring atau mendahului jika kau sadar. Begitupula kehidupan. Betapa seringnya kau tertinggal karena kau tidak sadar dengan uluran tangan Tuhan yang sampai ke hatimu. Sadarlah, mungkin Tuhan sekarang sedang menatapmu dan menunggumu menerima uluran tangan-Nya.

Komentar