Langsung ke konten utama

Mother of Daughters



And I know that was you. In my dream last night. And thank you for showing me the way. You know, it’s all really not about the price. It’s all about the dignity. And you successfully came to me without any explanation. Just a short talk this way, “We may starving, but for me dignity is above anything”.

Then, you’re done with me.

You’re gone. Again. Like you used to be. And I realized that the only one who can push down my evil side is you. I may be stubborn, rebel, tuff, strong in ways, and a little bit dick for someone else. But when it comes to you, I’m completely crashed. And I’m really thankful for that.

So, just stay here for me. For your daughter. You know, sometimes it got me thinking so deep, about Dad. His manner and also his attitude towards all of us. I’m scared that one day I would become like him. Rude, senseless, unloved, and pathetic (and even maybe I’m almost there at the moment). But, you save me for that thing. You keep me human. You keep me to love towards my friends because you said that we couldn’t live without others (you said the strongest one is just pointless without someone to share with). You make it for me. And I’m glad to realize that.

You know, maybe I don’t have a great Dad role, but I have you as a real warrior potrait.
Dear Mother of Daughters

You always teach me how to stand, even if they try to take us down. You always teach me how to forgive, even though your heart ripped off. You always teach me how to love unconditionally, without ask something in return. You always show me the way when they block my way. And I’ve been blinded for so long about this. I’m so fool.

And I have no idea about this thing. About one day, when I become like you. Become super mom in the entire universe. Would it be good? Would it be better? Or even worst? I don’t know that I could be better than you. I’m not that good as you, Mother.

And, I owe you for everything.

Hopefully you’ll come back soon. Like our promise, together as one. Because the only one who can fix me is you, Mother. The only one who can break me down when I’m turning into a monster is you. ‘Cause the evil inside me would can only be pressed by the angel inside you.

Forever and always.


With love,

Rosalie.    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IT'S STILL ABOUT PERSPECTIVE

"Dunia tidak kekurangan orang yang baik, dunia hanya kekurangan orang yang mau menghargai pilihan orang lain. Itu saja." Masih di gedung yang sama, masih bersama orang yang sama dengan kondisi yang masih sama, bedanya hari ini kita lebih 'segar' dalam memandang kehidupan. Bersama Jane. Aku pikir pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang saling menguatkan, menginspirasi dengan jalan hidup masing-masing yang sudah hampir lima tahun lamanya tidak pernah terkait. Aku pikir kehidupannya akan sedikit lebih mudah, akan sedikit lebih ceria dan lebih mengesankan dari sebelumnya. Tetapi ekspektasiku tampaknya terlalu berlebihan untuknya. Tidak ada cokelat panas atau kopi susu hari ini. Hanya air putih dalam balutan gelas wine bening yang menawan. Yah, selera hotel ini masih tetap saja sama, meskipun beberapa orang telah berubah. Mode berubah, kebiasaan berubah, pemikiran orang-orang juga berubah, hampir setiap elemen kehidupan yang aku temui selalu ada revisi. Entah itu pembaha...

Feel

Mungkin hanya sekelebat berlalu sambil membawa sejumput senyum yang tertahan-tahan sudah bisa dijadikan bukti bahwa aku benar-benar telah berputar dua puluh kali. Atau mungkin, ini yang disebut pasca drunk-up dimana kau tidak akan pernah bisa membedakan antara jerawatmu dengan biji kacang atau kau tidak dapat membedakan jalan dan selokan. Karena kau mungkin saja sedang terbang. Ragamu boleh menancap indah di bumi, tetapi jiwamu jauh melesat bagai roket berkecepatan tinggi. Tuhan, ah benarkah aku memiliki rasa itu? Rasa apa ini lebih tepatnya? Bukan rasa vanilla atau aroma Cabernet Sauvignon kesukaanku. Hanya saja, aku merasa aman. Regards, Della Rosalita

I'm Not Single, I Date My Career

Mungkin, kau terlalu banyak membuat aturan dalam hidupmu. Kamu terlalu perfeksionis. Kamu terlalu ketinggian standart, turunin dikit napa sih? Kamu suka pilih-pilih. Kamu terlalu mentingin karir. So, kurang lebih seperti itulah opini teman-temanku tentang diriku. Well, aku masih 22 tahun dan aku terlalu bangga menyandang status single atau bahasa ngenesnya adalah jomblo. Tetapi kebanyakan orang lebih suka menamai diri mereka single , katanya sih biar terlihat lebih internasional. Ahahahhahahahha. Tetapi, aku lebih memilih kata lain, panggil saja aku pemain solo.  Yap, that’s me . Seseorang yang sedang dan sepertinya bakalan terus dikelilingi kaum-kaum berpasangan. Aaaaaand , aku sendiri bahkan masih belum tahu nasib asmaraku akan aku labuhkan kemana. Bukannya nggak ada, tetapi Cuma belum ada saja yang benar-benar mau membuktikan bahwa he is the one. Nope lol.  Sementara, aku sendiri lebih senang dengan kehidupan yang secara teknisnya aku jalanin seorang diri....