Aku
tidak banyak bicara memang. Aku canggung dengan hal baru. Aku bukan gadis
sanguinis yang suka dengan hal-hal berbau manusia, keramaian, dan juga kebisingan.
Tetapi, di sisi lain aku menyukai keramaian asalkan hal itu terjadi di kamarku. Aku menyukai hal-hal
yang membuatku tertawa hingga tersungkur dalam tangis. Aku menyukai hal-hal
yang sangat atraktif. Aku bukan wanita yang wanitawi,
aku juga bukan tomboy yang tangguh. Aku hanyalah aku yang seperti inilah
adanya.
Aku
tidak begitu suka basa-basi dengan orang baru, tetapi profesiku justru
bertentangan dengan sifat tersebut. Aku berprofesi sebagai guru les privat
untuk anak-anak sekolah menengah. Gajiku lumayanlah untuk memenuhi kebutuhan
hidupku selama satu bulan plus uang kos. Mungkin orang lain melihat kehidupanku
begitu mewah, glamor dan penuh dengan pesta. Baiklah, aku akan tersenyum dulu
sebelum mengungkap fakta konyol dibalik hal tersebut.
Pada
dasarnya aku bukan wanita yang selalu bergelimang rupiah, aku hanyalah gadis
yang beruntung bisa mengenyam pendidikan tinggi di sebuah universitas ternama melalui beasiswa dikti. Aku hanyalah gadis yang pernah merasakan
getirnya broken home yang juga mengidolakan
sesosok ayah yang sangat kucintai yang kini setiap minggunya harus menjalani treatment
hemodialysis (baca: cuci darah). Aku tahu aku adalah the next Daddy untuk keluargaku, karena itu aku tidak pernah mengeluh
sedikitpun dalam mencari uang dan aku akan melakukan apapun untuk kesembuhan
ayahku. Aku selalu berusaha menyeimbangkan antara kuliah, bekerja, family time, dan juga refreshing. Karena
aku sadar otak dan tubuhku masih sangat dibutuhkan oleh anggota keluargaku yang
lainnya. Kadang, aku merasa lelah, merasa ingin menyerah karena sesungguhnya
ada banyak hal lain yang membuatku menjadi dewasa sebelum waktunya dan aku
tidak bisa menuliskannya di sini. Di satu sisi aku ingin menjadi wanita normal,
yang dicintai orang lain (baca: laki-laki) dan merasakan bahagia. Impian yang
sederhana. Tetapi, cinta tidak pernah semudah apa yang mereka tampilkan di televisi
atau di bioskop. Cinta tidak pernah sesederhana itu pada kenyatannya. Meskipun aku
tahu yang membuatnya tidak sederhana adalah manusianya.
Aku
sadar aku merupakan aset terbesar yang dimiliki oleh keluargaku, tidak
bermaksud membuatnya menjadi berlebihan tetapi memang seperti itulah keadaannya.
Karena itu aku selalu menyembunyikan setiap air mata, lelah, dan jeritan hati dibalik tawaku yang tidak senonoh. I never show these things to my family. Aku lebih memilih mereject
telfon dari Bundaku daripada beliau harus tahu aku sedang menangis. Pernahkah kau
mendengar ungkapan “dibalik tawa yang
keras ada luka yang dalam”. That was
damn true, guys. Aku sudah hampir setahun berdiri sendiri tanpa seorang lelaki
di sisiku karena lelaki yang datang dalam kehidupanku kerapkali hanya menorehkan
luka dan menitipkan sendu. Satu hal yang menjadi kelemahanku adalah cinta. That’s why I must not show my weakness to anyone,
otherwise they will overtake me.
Aku
hanyalah gadis setengah manis yang tidak terlalu cantik dan juga tidak terlalu
jelek, tetapi aku menyukai fashion dan segala hal yang berhubungan dengan dunia
wanita. Sangat berbeda dengan sosokku yang terkadang terkesan tomboy. Aku menyukai
make-up dan segala hal yang membuat wanita tampak cantik. Buka karena apa-apa,
hanya karena memang sudah saatnya aku melakukan hal tersebut. Lagi pula
profesiku menuntutku untuk tampil menarik dan fresh di setiap kesempatan.
Aku
menyukai rambutku dan juga mataku, aku sering membuat eksperimen kecil dengan
keduanya. Mengecat rambut menjadi salah satu alternative paling menyenangkan di saat
aku stress dengan setumpuk pekerjaan yang tidak ada habisnya. Cemooh dari orang lain yang tidak mengerti mode
dan fashion aku terima dengan senyum manis yang pernah kumiliki. Aku memikirkan
hal yang sederhana. Aku tidak merogoh saku mereka kok ketika aku melakukan hal
tersebut, so what’s the matter actually,
shit? Aku melakukannya karena aku ingin melakukannya dan aku bisa melakukannya,
simple.
Jika
ada yang berkata menjadi pengajar privat itu mudah kemarikan orang itu, aku
akan memberikan satu bogem menyenangkan sebagai hadiah. Guys, tidak ada yang
mudah di dunia ini selama statusmu masih bekerja atau dengan kata lain mencari
uang. Dengan lima murid yang harus aku datangi masing-masing satu minggu dua
kali, aku harus bisa membagi perhatianku dan juga fokusku pada kelimanya secara
adil. Satu muridku sangat pandai, dua lagi sangat malas, dan yang dua lagi
bahkan tidak napsu melihat buku. Terkadang aku harus menjelaskan hal yang sama
selama puluhan kali karena muridku kedapatan mengantuk ketika belajar. Belum lagi
jika terdapat delay mendadak karena
si murid ada acara mendesak. Percayalah, ketika satu hal hari ini batal, maka
hal itu akan menggeser hal-hal lainnya di kemudian hari. Procrastination. I hate this word. Indeed. Terkadang, di saat
sedang asyik hang-out bersama teman, tiba-tiba ada pesan masuk yang mengabarkan
bahwa besok ada ulangan matematika, jam delapan malam ini juga aku harus
datang. Now you see the fact, right? That
everything is never easy as it’s seem.
Aku menyukai pesta, ehm lebih tepatnya aku
menyukai kegiatan bersenang-senang. Aku bisa menghabiskan lebih dari 1/11
gajiku untuk hal tersebut. Tetapi, aku memiliki alasan lain dibalik hal
tersebut. Satu hal. Ketenangan hati. Tidak ada yang bisa menggantikan
ketenangan hati dengan materi macam apapun. Tidak ada yang bisa menggantikan
kebahagiaan ketika berhadapan dengan orang yang kau sayangi di kedai kopi favorit atau di tempat minum dekat tempat tinggalmu dengan berlian macam
manapun. Aku melakukannya dengan sahabatku. Sebut saja Christina dan Nicky. Christina is the best one and she knows
everything about me. We’re just like twins coleric person. Yap, sama-sama
koleris. Salah satu dari keempat tipe kepribadian yang tergolong sebagai
pemimpin yang kuat. Sifat-sifat positif yang di miliki orang yang ber tipe
kepribadian koleris adalah: Orang yang memiliki tipe koleris adalah seorang
yang kreatif. Senang memimpin serta senang bila membuat suatu keputusan,
dinamis dan aktif. Selalu memerlukan suatu perubahan dan harus mengoreksi
kesalahan. Memiliki kemauan yang keras dan pasti untuk mencapai suatu sasaran
atau target yang sudah dibuatnya. Biasanya orang ber tipe kepribadian koleris
ini bersifat bebas dan memiliki kemandirian. Berani menghadapi segala tantangan
dan masalah yang menghampiri. Selalu memiliki prinsip bahwa setiap harinya
harus lebih baik dari hari sebelumnya. Selalu mencari cara yang praktis untuk
memecahkan masalah dan bergerak dengan cepat. Tipe kepribadian koleris tidak
ragu-ragu untuk mendelegasikan pekerjaan dan selalu berfokus pada
produktivitas. Senang membuat dan menentukan tujuan, unggul dalam keadaan
darurat. Terdorong bila ada tantangan.
And Nicky
is the calmest one, she always know how to treats me when my world is falling apart.
Kedua malaikatku tersebut buka berasal dari fakultas yang sama. Bahkan Nicky
bukanlah teman satu universitas. Aku tahu dari awal memang aku tidak pernah
menganggap mereka sebagai sahabat, aku mengganggap mereka sebagai saudara. Aku memiliki
skala pergaulan yang sedikit berbeda dengan teman-teman sebayaku. Ada pria
penjual wanita sebuat saja mucikari, ada alcohol addict, ada "pemakai", ada juga
wanita penyuka sesama. Aku mencintai mereka semua dan satu hal yang membuatku bertahan
bergaul dengan mereka, mereka membutuhkanku sebagai teman pemecah solusi. Sebagai
teman curhat dimana dunia seakan mulai runtuh dan tidak ada yang bersedia
mendengar. Aku selalu ada dan selalu berusaha ada untuk mereka. Aku memiliki
relasi di beberap universitas seperti ITN, Poltek, UMM, UM, Wearness, SOB,
VEDC, Unmer, UIN, Unisma dan beberapa universitas lain di kotaku.
Aku
menikmati peranku sebagai diriku. Sebagai Della. Sebagai Della yang akan
berteriak dengan keras ketika merasa bahagia dan akan menangis dengan penuh
dramatisir ketika terluka. Orang-orang sering menyebutnya atraktif atau sedikit
ekspresif. Aku pernah mengalami kejadian aneh dimana aku berubah dari tangisan
haru ke fase tertawa terbahak-bahak hanya dalam hitungan menit. Mungkin orang lain menganggapnya aku gila. Aku
hanya tertawa menganggap segala tudingan konyol itu dan berkata “Hanya orang
yang tidak mau sukses yang tidak gila. Orang sukses adalah orang gila. Terlalu
gila bahkan. Dengan segala tekad, perjuangan, dan juga cemoohan yang mereka
terima sewaktu mereka mewujudkan mimpinya hingga sukses”.
Aku
menyukai tawa. Aku sangat penggila tawa dan karena itulah teman-teman di kosan
akan segera mengubungiku dan menyuruhku segera pulang jika kedapatan aku tidak
ada di kosan untuk waktu yang sangat lama. Aku cukup bisa membuat suasana di
kosan sedikit hidup. Tetapi aku tidak bisa melakukannya di tempat lain dalam
waktu singkat. Mungkin sejauh ini my
comfort zone is my boarding house.
Aku
pernah melakukan hal konyol, hal bodoh, dan hal yang sangat tidak memberikan
manfaat bahkan untuk kehidupanku. Dan aku menganggapnya wajar asalkan tidak
dilakukan sekali lagi. Aku pernah menghisap rokok dan meminum seteguk vodka mix.
Tetapi aku melakukan hal tersebut bukan dalam kondisi terpaksa. Aku melakukannya
karena kemauanku dan aku yang akan menanggung resikonya tanpa harus menyalahkan
pihak lainnya. Aku melakukannya karena aku merasa bahwa aku harus pernah
merasakan hal tersebut sehingga aku dapat menentukan, where is my world belong to?
Satu
hal yang orang terkadang lupa tentang diriku, bahwa aku juga manusia, aku juga akan
menangis ketika hatiku terluka. Aku manusia yang juga pernah berbuat dosa dan
pernah melakukan kesalahan. Jika ada yang berniat menjadi hakim moral untukku,
aku tidak segan-segan menghadiahkan cermin besar untuknya agar ia bercermin
terlebih dahulu sebelum menjatuhkan vonis. Jika hanya karena IPK ku lebih tinggi di antara mahasiswa lainnya lantas aku tidak diperkenankan melakukan kesalahan, maka aku lebih baik menurunkan IPK ku. Aku hanyalah gadis yang selalu bercerita kepada blog ini yang bahkan tidak bisa memberikan umpan balik kepadaku. How pathetic my life. Jadi, jika aku kedapatan bersenang-senang diluar sana hanya karena aku butuh pendengar dan aku tidak tahu harus membayar pendengar dengan apa selain dengan bersenang-senang bersama kedua sahabatku. So, apakah selama ini ketika aku membutuhkan bantuan dan membutuhkan pendengar, apakah mereka yang mencemoohku ada untuk diriku? Tidak satupun dari mereka.
Mungkin
tulisan ini belum sepenuhnya mewakili segala ungkapan hatiku dan juga keresahan
yang selama ini aku rasakan. Aku hanya manusia biasa, maka perlakukanku juga
seperti manusia. Jika aku melakukan kesalahan, semua itu semata hanya karena aku
masih belajar untuk menjadi benar. Terkadang untuk menjadi benar dan baik, kau
harus turun ke tingkat yang paling dasar dan menelan segala rasa pahit itu. Dan
jika aku melakukan hal yang benar, hal itu semata hanyalah hasil dari segala kegagalan
yang orang lain tidak pernah lihat. Jadi, jangan pernah berekspektasi lebih
kepadaku. Aku yakin tidak ada orang baik di dunia ini, dan begitupula tidak ada
orang buruk di dunia ini. Karena sejahat-jahatnya manusia pasti memiliki sisi
baik, dan sebaik-baiknya manusia pasti memiliki sisi buruk. Kita hanya perlu
belajar melihat dari perspektif lain. Bukan hanya dari satu sisi.
-Rosalie dengan segala rasa kecewa kepada anggota semesta-
Komentar
Posting Komentar