Adakah rasa yang
tertinggal setelah kau meneguk segelas wine? Atau merasakan kerongkonganmu yang
kerontang itu akhirnya hangat oleh Vodka?
Adakah rasa yang
tertinggal setelah kau menengadah memandang langit yang diam, sedangkan batinmu
berkecamuk? Adakah yang tertinggal setelah hujan mengguyur hebat pertahananmu hingga
lumat dan meluruh?
Adakah yang tertinggal
setelah wajah malam yang sendu kau gerojok dengan air matamu sendiri? Sudah
itu, pagimu beringsut sepi dan dingin.
Adakah?
Jika ada katakan disini.
Jika ada tunjukkan padaku.
Adakah yang benar-benar
mengharap pagi yang baru? Atau mereka hanya takut malam akan mengamuk.
Di tumpukan buku bekas
yang berdebu aku selalu bersembunyi. Karena bagiku tidak ada yang tersisa. Bahkan
uap-uap wineku pun perlahan sirna dan berganti kekosongan yang nanar.
Sama seperti matamu. Nanar
dan sedikit cahaya yang mampu masuk cukup membuktikn bahwa kau sudah terlalu
jengah dengan hidup.
Aku masih sama. Duduk disini.
Dengan krat-krat wine yang kian menua. Dengan rasa Muscato
terakhir yang kau tawarkan padaku. Getir. Sudah itu kembali mati rasa. Ngilu di
sekujur lidahku.
Adakah yang tersisa
setelah ini?
Jika ada, aku ingin
melihatnya.
Aku ingin kembali hidup
dalam kehidupan, bukan hanya di perlintasan otakku yang sering tidak stabil.
Adakah aroma harum
dari bunga-bunga di halaman hatimu telah
berganti? Ataukah tidak ada musim semi yang mampu menyemai putiknya?
Karena aku haus akan
kebebasan. Kebebasan berlari di padang rumput yang luas. Kebebasan merasakan
sengatan matahari di bawah pohon Maple. Atau sekedar mencicipi anggur di
perkebunan milik kakekmu.
Adakah yang seperti itu
wahai kawan kecilku?
Bukankah kehidupan telah
menyeret kita hingga sejauh ini? Hingga separah ini. Aku bahkan tidak paham
dimana letak ragamu yang utuh.
Aku merindukan tawa yang
kau pintal dibalik rumput hijau sungai Seine. Aku merindukan gigi kelinci
milikmu. Aku selalu memperhatikan simetrisme yang sempurna itu ketika kau
menjilat floatmu.
Aku merindukan waffle
berry yang menjadi masakan andalanmu. Atau sepatu botmu yang
mulai sobek bagian ujungnya.
Semoga kau selalu bisa
berlari di kebun anggur itu dengan sepatu bot yang baru.
Moments are come and go. But,
memories last forever.
*temanmu
berlari di kebun anggur
Komentar
Posting Komentar